Senin, 24 September 2012

AMAZON, Misteri Suku Pejuang Perempuan


Salah Satu komunitas yang ingin kutemui suata saat nanti
Salah Satu komunitas yang ingin kutemui suata saat nanti
Lebih dari 4.000 tahun, perempuan ternyata sudah ambil peranan penting dalam pertempuran yang menentukan di dunia. Namun sejumlah besar perempuan dalam satu suku, yang seluruhnya adalah pejuang yang mahir menggunakan senjata dan menguasai teknik pertempuran, mungkin hanya suku Amazon!
Ada kisah dari masa Hercules tentang satria perempuan berkorset kulit sebagai baju zirahnya yang sangat menguasai seni tempur dan pertarungan dengan senjata tajam, lalu seorang ratu yang memimpin sekelompok serdadu perempuan bernama Hippolyte. Kisah ini yang mungkin diadaptasi dalam karakter film seri versi TV: Xena the Princess Warrior!
Versi catatan penting sejarah Yunani kuno lainnya menyebutkan keterlibatan suku perempuan Amazon di bawah komando Ratu Penthesileia, dalam perang akbar Troy di abad ke-5 sebelum Masehi.  Suku Amazon ini membantu Trojan melawan invasi tentara Yunani. Hujan panah dari tembok istana Troy kemungkinan besar merupakan buah serangan perempuan-perempuan Amazon ke barisan tentara Yunani yang mendarat dari bibir pantai. Panah-panah yang menewaskan sebagian besar tentara ekspedisi pertama Yunani yang merangsek ke garis pertahanan Troy. Namun akhirnya Ratu Penthesileia sendiri terbunuh di tangan “pendekar” Yunani yang legendaris: Achilles. Inilah yang mematahkan perlawanan suku Amazon di Troy.
Suku Amazon
Amazon adalah sebuah sebutan. Ada dua versi kontroversial mengenai maknanya jika ditinjau dari etimologi-nya. Versi pertama, Amazon berdasarkan tinjauan bahasa Iran kuno kira-kira berbunyi “ha-mazan” yang diterjemahkan sebagai “warriors (pejuang)”. Sebutan ini ditujukan bagi voluntir suku gagah berani yang mayoritas perempuan dalam pertempuran besar Persia (492 – 448 SM).
Sementara versi Yunani, menyebutkan bahwa Amazon mengandung makna buah dada yang hilang (breastless). Penyebutan ini muncul terhadap sekelompok pejuang perempuan yang mahir menggunakan panah. Namun anggota suku ini tidak memiliki buah dada sebelah kanan. Konon buah dada itu sengaja dipotong untuk memudahkan gerakan memanah mereka.
Dalam mitologi Yunani Kuno, suku Amazon dikenal sebagai suku yang seluruh anggotanya adalah perempuan pejuang yang amat terlatih menggunakan panah, tombak dan pedang. Sebuah skriptur (yang ditaksir) berasal dari abad ke-8 atau ke-7 sebelum Masehi menyebutkan mereka sebagai Amazon (Amazonia). Perempuan-perempuan Amazon ini dituliskan berasal dari suku barbar nomaden yang bermukim di sekitar Laut Hitam (wilayah utara Turki sekarang).
Sejarawan Yunani kuno, Herodotus mempercayai keberadaan Sarmatians, yaitu orang-orang yang menempati kawasan Scythian. Dari sini lah dugaan kuat muncul bahwa telah terjadi penyatuan antara perempuan suku dan kaum Scythians. Keturunan perempuan mereka yang lantas meneruskan kebudayaan suku Amazon.
Literatur menyebutkan bahwa suku Amazon memang hanya terdiri dari perempuan. Semuanya didik sejak kecil untuk menjadi petarung yang tangguh. Sejak anak perempuan menginjak akil balik, buah dada kananya pun dipotong dalam sebuah ritual. Inilah ciri khas Amazon Yunani. Perempuan-perempuan itu mengorganisir diri menjadi sebuah ras yang unggul, menyaingi satria lelaki bahkan melebihinya.
Dalam satu tahun, setidaknya mereka melakukan “perburuan” lelaki untuk reproduksi dan melanjutkan keturunan. Lelaki itu “dipaksa” melayani hubungan seksual dan sesudahnya dibuang kembali ke sukunya. Seandainya lahir anak lelaki, maka mereka akan membuangnya ke suku lelaki yang membuahinya atau dipelihara sebagai budak. Amazon memang hanya menerima kaum perempuan saja di komunitasnya.
Amazon Amerika
Sementara ketika suku Amazon (versi Yunani) telah lama dianggap punah, kisah mengejutkan muncul pada abad ke-16. Kisah ini dilaporkan penjelajah Spanyol Francisco de Orellana, komandan satu pasukan ekspedisi Gonzallo Pizarro dalam dokumen resmi ekspedisinya di kawasan Amazon, Amerika Selatan.
Tahun 1541 – 1542, Francisco bersama regu pasukannya melakukan ekspedisi menyusuri kawasan basin (daerah berawa) Sungai Amazon dari pesisir pantai Pasifik kawasan Napo River (hulu) sampai pesisir Atlantik (hilir).
Dalam penjelajahan sungai tersebut, tentara Spanyol tersebut beberapa kali diserang suku-suku pedalaman. Namun yang paling mengejutkan adalah serangan mematikan pejuang suku Indian yang seluruhnya adalah perempuan bersenjata! Pasukan ekspedisi Spanyol kemudian menyebut pejuang Indian perempuan tersebut dengan nama Amazon. Nama itu diambil dari legenda pejuang perempuan Amazon di Yunani.
Dari kejutan berdarah suku Amazon ini lah sungai tersebut kemudian mereka beri nama Amazon. Hingga kini daerah sungai terpanjang di Amerika Selatan yang melintasi Peru, Columbia, dan Brasil tersebut disebut Amazon. Termasuk wilayah daratan hutan di sepanjang sungai yang pada masa itu menjadi “benteng” pejuang-pejuang Indian pedalaman hutan tropis Amerika Selatan.
Eksistensi dalam Artefak
Suku yang masih misterius
Suku yang masih misterius
Walau muncul keraguan apakah suku Amazon benar-benar ada atau hanya sekadar mitos yang tertuang dalam epic dan legenda, paling tidak banyak artefak dari masanya yang merujuk pada eksistensinya.
Di wilayah Eropa modern, sejumlah artefak tersebut tersimpan dalam museum, dari masa kejayaan Yunani Kuno, Romawi, Persia, sampai Indian Amerika, dan Timur Tengah. Pahatan, relief, arca, dan senjata tempur peninggalan mereka membuktikan bahwa kemungkinan besar suku perempuan yang dikenal sebagai Amazon memang benar-benar ada. Hal itu juga didukung sejumlah skriptur tua dari masa sebelum masehi sampai abad pertengahan Masehi.
Kegagahan perempuan-perempuan pejuang ini memang tak bisa dihilangkan begitu saja dari jejak sejarah. Jika ia tidak mengacu pada satu suku atau bangsa yang didominasi perempuan, setidaknya kelompok perempuan yang mahir bertempur dan menggunakan senjata memang benar-benar nyata di masa lalu! (berbagai sumber)*
Amazon, Sungai Kedua Terpanjang di Dunia
Sungai Amazon merupakan sungai terpanjang kedua di dunia. Mengalir membelah daratan Amerika Selatan melintasi Peru, dan Brasil. Panjangnya mencapai 6.437 km (4.000 mil) kalah sedikit dibanding Sungai Nil di Mesir. Namun soal debit airnya, Sungai Amazon adalah yang terbesar! Lebih besar ketimbang Sungai Nil, Sungai Mississippi, maupun Sungai Yangtze.
Basin Sungai Amazon memiliki keragaman hayati yang tinggi dan mencakup area hutan hujan tropis seluas 7 juta km persegi. Lekuk aliran airnya memang memiliki beragam ukuran luas dan sangat lebar. Jarak antara tepian rata-rata 2 – 10 km, bahkan ada yang mencapai 140 km di muaranya. Kedalamnya juga bervariasi mulai dari 12 – 90 meter. Sangkin lebarnya, kapal berdimensi lebar pun bisa menyusuri beberapa bagian sungai tersebut.
Hulu Sungai Amazon berasal dari kawasan pegunungan Andes di Peru. Berawal dari sebuah air sungai kecil yang disebut Apurimac River di ketinggian 5.240 meter di atas permukaan laut. Melompat dalam bentuk air terjun setinggi 240 meter.
Sungai kecil ini mengalir menuju Sungai Ucayali, yang satu percabangannya membesar menjadi Sungai Amazon di kawasan Peru. Titik percabangan sungai ini berada di dekat Iquitos, Peru. Ia terus mengalir dan melebar melintasi perbatasan Colombia masuk ke Brasil. Sampai akhirnya berhilir ke Samudera Atlantik di wilayah utara Pulau Marajo.
Sedikitnya ada 200-an sungai kecil yang menghilir ke Amazon. Termasuk sungaiyang tercantum dalam peta seperti Japura, Jurua, Madeira, Purus, Tapajos, Xingu, and Rio Negro.
Ada banyak jenis ikan yang menghuni Sungai Amazon. Yang paling terkenal adalah ikan buas pelahap daging: piranha, dan satu lagi ikan “raksasa” arapaima  endemik Amerika Selatan. Selain itu, area Sungai Amazon juga menjadi rumah nyaman bagi aligator, anaconda, monyet, kakatua, sloth, dan banyak jenis serangga. (berbagai sumber)*
Hutan Hujan Tropis Terbesar Dunia
Orang-orang Indian hutan pedalaman menjadi penguasa hutan Amazon sebelum orang-orang kulit putih dari Eropa masuk ke kawasan itu. Sebuah kawasan hutan hujan yang amat perawan, gelap, dan misterius.
Hutan hujan tropis Amazon adalah satu kawasan hutan yang terluas di dunia. Sangkin luasnya, ia juga dijuluki sebagai “paru-paru dunia”. Areanya meliputi hutan lebat seluas 5,2 juta km persegi, yang menutupi basin Sungai Amazon di Amerika Selatan.
Kira-kira dua pertiga hutan hujan Amazon terhampar di Brasil. Sisanya menutupi kawasan negara Peru, Bolivia, Ekuador, Colombia, dan Venezuela. Curah hujan yang sangat tinggi dan merata menjaga temperatur harian hutan rata-rata 27 derajat celcius.
Sebagian besar hutan Amazon ditumbuhi pepohonan berkayu, yang tersebar dalam berbagai kerapatan yang berbeda. Ketinggian dan jenis rupanya juga beragam, mulai yang tinggi kurus, besar, dan rerimbunan bersemak. Kanopi hutan Amazon rata-rata 20 – 50 meteran.
Jenis ragamnya mulai dari epifit, parasit, anggrek, tumbuhan berbunga, tumbuhan berbuah, aneka lumut, liana, ragam kayu-kayuan. Kanopi yang rapat dan cabang pepohonan yang meliuk rapat menutup hutan dengan sempurna. Sinar mentari nyaris tak bisa menyentuh lantai hutan. Dan sebagian dasar hutan itu terdiri dari lapisan yang termat subur.
Hutan hujan tropis Amazon memiliki varietas tanaman dan ragam hewan serta kehidupan liar yang kaya melebihi semua tempat di belahan dunia mana pun. Sedikitnya 10 ribuan spesies tanaman bisa ditemukan di sana. Dengan kerapatan ragam jenis hampir 300 spesies tumbuhandalam area 1 hektarenya.
Di sampingitu sejumlah besar tanaman bernilai ekonomi juga tumbuh di sana. Seperti produk utama Brasil kacang-kavangan, coklat, nenas, dan karet. Belum lagi 1.500 spesies burung hutan hujan, dan 30 jutaan serangga serta mamalia dunia.
Namun permintaan yang tinggi terhadap hasil hutan dari seluruh dunia, Amazon kini terancam pengerogotan yang serius. Aktivitas penebangan hutan menggila untuk memenuhi produk kayu, peternakan dan pertanian melebar dan membabat luasan hutan perawan.
Setidaknya, akibat aktiviats manusia dan industri, 10 persen tutupan hutan Amazon terpangkas habis. Suku-suku pedalaman pun semakin terpojok, senasib dengan hewan-hewan liarnya. Menanti kepunahan, kematian, dan hilangnya budaya asli Amerika Selatan.

misteri mahluk Yacumama

Mahluk Yacumama adalah nyata benarkah demikian?
Mereka bahkan mungkin menjadi spesies yang belum ditemukan.
Banyak dari spesies tidak mudah ditemukan. Dan misteri teka-teki tentang mahlik ini tetap tidak terpecahkan selama berabad-abad. Salah satu misteri tersebut telah menghantui tanah dari Amazon. Lebatnya hutan hujan Amazon membuat banyak orang biasanya memutar jalan untuk melalui Brazil jika bepergian melalui suangai Amazon, sungai kedua terbesar setelah Sungai Nil yang sangat luas. Suku Aztec, telah menceritakan tentang keberadaan ular raksasa disekitar tepi sungai di kegelapan hutan Amazon.



Masyarakat sekitar sungai Amozon mempercayai Yacumama ular air yang besar yang hidup disana. Para peneliti Cryptozoology Eropa dan Amerika justru menganggap mitos tentang Yacumama adalah boa air besar atau anaconda. Menurut masyarakat adat ular raksasa lainnya mendiami wilayah bayangan di Amazon.

Meskipun keyakinan herpetologis , penduduk asli tidak berbicara tentang anaconda besar dengan nama yang berbeda. Mereka berbicara tentang monster yang begitu besar sehingga anaconda akan kecil dibandingkan dengan mahluk ini. Terkadang Penduduk asli berbicara dalam ketakutan ketika menceritakan mahluk itu. Kepala makhluk raksasa ini konon mencapai 6 kaki lebarnya. Mereka bisa menumbangkan pepohonan dan mengubah arah anak sungai kecil.

Selama tahun 1906 penjelajah terkenal di dunia Mayor H. Percy Fawcett mengklaim menemukan anaconda raksasa saat bepergian ke Sungai Amazon. Ia berhasil menembak makhluk itu dan dan membawanya untuk penelitian.

Namun akademisi profesional dan herpetologis sangat ragu jika ada mahluk yang melebihi Anaconda yang pernah di bunuh Mayor H. Percy Fawcett. Masalahnya mahluk sebesar itu pastinya sangat mudah ditemukan.

Keberadaan Yacumama pun menjadi kontroversi sampai dua bersaudara, Mike dan Greg Warner, melancarkan sebuah ekspedisi ke hutan Amazon berburu ular rakasa itu. Ekspedisi tidak menemukan keberadaan ular raksasa, meskipun mereka merekam jalur ular raksasa dan mengambil kesaksian dari pribumi yang mengaku telah melihat Yacumama.

Mike Warner berbicara dengan ratusan pribumi dan pekerja yang telah bertemu dengan Yacumama. Dia mencatat bahwa kedua suku asli daerah Afrika tertentu dan pribumi di dekat Sungai Amazon di Amerika Selatan menggambarkan ular besar dengan karakteristik fisik yang sama.

Meskipun ekspedisi pertama gagal menemukan Yacumama, kedua saudara itu tidak kapok. Setelah melakukan penggalangan dana mereka kembali lagi melakukan ekspedisi ke Amazon. Walaupun samapi berita ini dittinggal Yacumama, dan lintasan yang di duga jalur mahluk urunkan belum ada hasil terbaru dari perburuan tersebut.

Selama bertahun-tahun, banyak penampakan Yacumama telah menyertakan deskripsi dari ular itu, karakteristik dari mahluk itu adalah memiliki tanduk di atas kepalanya. Fitur aneh ini hamper menyerupai legenda naga di China.
Menurut Mike Warner, Penggolongan Spesies yang tepat untuk makhluk ini belum diketahui, tetapi kami percaya bahwa karakteristik fisik dan perilakunya berasal dari spesies ular [atau amfibi] yang berbeda.”

Sebagian besar saksi yang melihat seekor Yacumama biasanya tidak bisa mengambil gambar karena gerakan mereka yang cepat, terytama jika dipermukaan air. Penelitian Warner memekat daerah di mana dua sungai bergabung menjadi satu, disebut pertemuan.” Sungai. Ia mengatakan bahwa daerah-daerah antara pertemuan dua sungai memberikan predator raksasa pasokan makanan yang banyak, hal ini diperkuat dengan banyaknya kesaksian di sekitar daerah tersebut.

Selama ekspedisi kedua, Warner berhasil menemukan dan memotret daerah tempat tinggal Yacumama, dan lintasan yang di duga jalur mahluk itu bergerak serta parit-parit yang bisa dilalui mahluk itu (beberapa hampir 6 kaki lebarnya) dan memotret beberapa ular rakasa.

Apakah Yacumama nyata?
Ya, mereka kemungkinan nyata dan ada. Mereka bahkan mungkin menjadi spesies yang belum ditemukan. Mereka juga, termasuk dalam predator paling berbahaya dan mengerikan dalam kerajaan hewan yang menunggu untuk ditemukan.

Anaconda terbesar di dunia ditemukan di Amazon

Kedengarannya seperti salah satu episode dari film petualangan Indiana Jones. Setelah 23 tahun melakukan penelitian terhadap kebudayaan kuno yang berumur 3000 tahun di tiga benua dengan menggunakan bantuan citra satelit, seorang ayah dan anak melakukan perjalanan luar biasa jauh ke dalam belantara hutan Amazon untuk mengkonfirmasi teori mereka bahwa ada Anaconda Raksasa yang jauh lebih besar dari yang pernah dikenal hidup di hutan ini. Mereka menemukannya, bahkan memotretnya.

Mike Warner (73) dan anaknya Greg (44) menemukan seekor ular yang disebut memiliki panjang 40 meter dengan diameter badan 2 meter. Ular ini telah mengkerdilkan seluruh ular raksasa yang pernah dikenal selama ini.

Warna tubuh anaconda ini bukan hijau melainkan coklat gelap dan dikenal oleh penduduk lokal dengan sebutan "Boa Hitam" atau "Yacumama". "Yacumama diterjemahkan sebagai "Ibu Perairan", lewiatan-nya hutan belantara, dan keberadaan ular ini telah dikonfirmasikan oleh sejarah dan kebudayaan masyarakat Amazon.

Mike, yang buta sebelah telah menghabiskan 23 tahun meneliti keberadaan makhluk ini, namun baru 6 bulan yang lalu ia mendapat semangat tambahan ketika anaknya menemukan dokumen-dokumen penelitiannya dan memutuskan untuk bergabung dengan penelitian luar biasa ini. Mike yang telah menabung seumur hidupnya untuk ekspedisi ini segera pergi ke Amazon bersama Greg dalam sebuah tim kecil.

Penduduk lokal yang diwawancarai mengatakan bahwa apabila ular itu berenang, air sungai akan berguncang hebat dan ular itu dapat menerkam seekor monyet yang sedang berada di pohon secepat kilat. Mereka kemudian mengambil lebih dari 700 foto dan 5 jam rekaman video. Setelah itu mereka melakukan perjalanan pulang untuk meneliti foto-foto tersebut.

"Data yang kami kumpulkan sangat luar biasa. Kami menemukan banyak jalur-jalur yang tercipta ketika ular ini bergerak. Kami melihat pohon-pohon setinggi 90 kaki rubuh akibat dilewati ular ini. Dan yang terpenting, kami berhasil mengambil foto salah satu makhluk ini ketika ia sedang bergerak di air." Kata Greg.

Tim mereka menghabiskan 12 hari di hutan belantara pada Maret 2009 dan mengumumkan penemuan mereka pada 2 Mei 2009.

Laporan mengenai adanya ular raksasa anaconda dapat dilacak kebelakang hingga tahun 1906 ketika kolonel Percy Fawcett yang diutus Royal Geographical Society untuk membuat peta hutan Amazon menemukan jejak anakonda selebar 6 kaki, atau sekitar 1,8 meter. Dan menurut Greg, catatan kolonel Fawcett telah membantu ia menemukan ular raksasa itu.

Greg mengatakan,"Pahlawan sesungguhnya adalah ayahku. Ia menghabiskan 23 tahun untuk meneliti keberadaan ular ini dan bertekad untuk berhasil ketika orang lain telah putus asa."

Sekarang mereka telah membagi hasil penemuan mereka kepada Pemerintah Peru, National Geographic Society di Washington dan Queens University di Belfast. Dan mereka berencana untuk kembali lagi ke hutan itu untuk menemukan anakonda raksasa lainnya, kali ini dengan kru televisi.